“Desa Bergerak, Jambi Maju!” — Pendamping Desa Bawa Perubahan Nyata
Jambi — Kinerja pendampingan desa di Provinsi Jambi terus
menunjukkan tren positif sepanjang Triwulan III (Juli–September) 2025. Berdasarkan
laporan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Provinsi Jambi, sebanyak 51%
dari 1.414 desa telah melaksanakan Rembuk Stunting, sebagai langkah
nyata dalam mempercepat penurunan angka stunting di wilayah pedesaan.
Koordinator TAPM Provinsi Jambi, Ahmad
Fajri, menyebutkan bahwa capaian ini menunjukkan peningkatan signifikan
dalam kesadaran desa untuk mengintegrasikan isu kesehatan dan gizi ke dalam
perencanaan pembangunan desa.
Lebih lanjut di uraikan oleh Jasmani PIC penangan Stunting TAPM provinsi Jambi mengungkapkan Manfaat Rembuk Stunting bagi Desa:1.Menentukan Arah Kebijakan: Desa dapat merumuskan langkah nyata pencegahan dan penanganan stunting.2. Sinergi Lintas Sektor: Menguatkan kolaborasi antara pemerintah desa, dengan Kader KPM,Posyandu dan masyarakat yang perduli dengan kesehatan masyarakat dalam forum Rumah desa Sehat (RDS), 3. Efektivitas Program: Memastikan bantuan dan intervensi tepat sasaran. 4.Transparansi dan Akuntabilitas: Proses perencanaan dan penggunaan dana lebih terbuka. 5. Peningkatan Kesejahteraan: Menurunkan angka stunting demi generasi desa yang sehat dan produktif.
Dari hasil pendataan Indeks Desa
(ID) 2025, Provinsi Jambi kini mencatat:
- 438 desa (31%)
berstatus Mandiri,
- 515 desa (36%)
berstatus Maju,
- 444 desa (31%)
masih Berkembang, dan
- hanya 17 desa (1%) berstatus Tertinggal,
tanpa ada desa yang dikategorikan “Sangat Tertinggal”.
Tren positif ini menunjukkan peran
penting pendamping desa dalam mengawal arah pembangunan, khususnya dalam
pemanfaatan Dana Desa sebesar Rp1,19 triliun yang disalurkan ke seluruh
kabupaten/kota di Jambi dengan realisasi penyaluran mencapai 91,06%
hingga akhir September 2025.
🔹 Infrastruktur Desa Terus Digenjot
Dana desa juga mendorong pembangunan
fisik yang masif di berbagai wilayah. Hingga triwulan III, tercatat
pembangunan:
- 10.881 meter jalan lingkungan,
- 71 unit sumur bor,
- 23 unit posyandu,
- 16 gedung PAUD,
dan
- 19 fasilitas olahraga desa.
Program padat karya tunai turut
menyerap ribuan tenaga kerja lokal dengan durasi rata-rata 32 hari kerja
per proyek. Tak hanya itu, rata-rata 2,2 miliar rupiah digelontorkan
untuk sarana air bersih dan sanitasi masyarakat desa.
🔹 BLT Desa dan Ketahanan Pangan
Program Bantuan Langsung Tunai
(BLT) Desa juga berjalan lancar. Dari 1.414 desa, hanya 5 desa yang tidak
menganggarkan BLT karena alasan administratif. Hingga September 2025, tercatat
lebih dari 29.800 keluarga penerima manfaat (KPM) telah menerima BLT
secara rutin.
Selain itu, program ketahanan
pangan desa menyerap dana sebesar Rp257,7 miliar, dengan fokus pada
peningkatan produktivitas pertanian dan penguatan cadangan pangan lokal di
tingkat desa.
🔹 BUMDesa Semakin Kuat
Laporan juga mencatat perkembangan
pesat lembaga ekonomi desa. Dari 1.414 desa, sebanyak 1.378 BUMDesa
telah berdiri, dan 551 di antaranya telah memiliki badan hukum. Hal
ini menunjukkan komitmen serius desa-desa di Jambi untuk memperkuat ekonomi lokal
melalui badan usaha yang transparan dan mandiri.
🔹 Kolaborasi dan Transparansi
Kegiatan pengawasan pembangunan desa
dilaksanakan rutin oleh TAPM bersama Dinas PMD Provinsi Jambi. Melalui
supervisi, koordinasi data, dan pelaporan by name by address, proses
pembangunan desa kini semakin akuntabel.
“Semangat kolaborasi antara
pemerintah desa, pendamping, dan masyarakat menjadi kunci untuk mewujudkan desa
yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing,” tambah Ahmad Fajri.
Komentar
Posting Komentar